Pages

Minggu, 24 Mei 2015

Karya Kesusilaan (Akhlak Terpuji)


Makalah Pendidikan Etika Dan Moral

Karya Kesusilaan
(Akhlak Terpuji)

 



Disusun Oleh :

Nama         : Novi Ardianti    
NIM           : 1401404161
Prodi          : Pendidikan Bahasa Inggris


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN AJARAN 2014-2015


 

AKHLAK TERPUJI
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
Akhlak itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan akhlak tercela disebut juga akhlakul qabihah atau mazmumah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang tercela yang tidak disenangi oleh Tuhan YME.
Pada kesempatan kali ini, yang akan dibahas adalah Akhlak Terpuji dan macam-macam akhlak terpuji seperti bersifat sabar, bersifat benar, memelihara amanah, bersifat adil, bersifat kasih sayang, bersifat berani, bersifat malu, memelihara kesucian diri, dan menepati janji.


A.       SABAR
Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa lainnya.
Macam-macam sabar, antara lain :
1.      Sabar terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah SWT,
2.      Sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT,
3.      Sabar dari apa yang dilarang Allah SWT.
Orang yang sabar biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·           Giat bekerja
·           Tidak mudah marah
·           Rajin beribadah
·           Suka bersedekah dan membantu orang lain
·           Tidak berbicara kotor
·           Senantiasa mengalah demi kebaikan, - Ikhlas.
SABAR MENGHADAPI MASALAH DAN COBAAN :
ü  Sabar untuk berniat sukses, bebas dan jaya serta sembuh dari sakit dan punya niat untuk beribadah. (jangan cuma niat , lakukan)
ü  Kalau kita suatu saat diuji dengan sesuatu (masalah) , kita harus sadar bahwa yang pertama harus di miliki adalah Khusnudhon(berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
ü  Sabar menafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan
ü  Bersabar ketika ikhtiar
ü  Sabar untuk tidak mengeluh
MANFAAT SABAR UNTUK DIRI KITA
Menurut saya manfaat bersabar antara lain :
·         Mudah menyelesaikan suatu permasalahan, karena biasanya orang sabar dalam berfikir selalu tenang.
·         Jarang Mempunyai konfik dengan olang lain atau dengan lainnya
·         Tidak kaget dalam menghadapi suatu masalah


B.       BERSIFAT BENAR
Benar adalah suatu sifat yang mulia menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan perkara-perkara yang ghaib.
Benar itu mempunyai 5 martabat yaitu:
1.         Benar pada kata-kata dan ucapan
2.         Benar pada niat dan kehendak (menurut syarak)
3.         Bener pada melaksanakan cita-cita
4.         Benar pada amalan
5.         Benar pada merealisasikan kemuliaan amalan agama seluruhnya. Inilah martabat tertinggi seperti benar pada sifat takut, harap, membesarkan allah, benar pada hidup sederhana, ridho, reski, kasih,dan tawakal.
C.       KASIH SAYANG
Kasih sayang dan cinta (dalam bahasa Arab disebut Mahabbah) di segi bahasa adalah berasal daripada bening dan bersih, atau luapan hati dan gejolaknya, atau tenang dan teguh, atau gundah dan tiada tetap, atau inti sesuatu, atau usungan bejana/ bekas, atau buah hati. Batasan maknanya juga berbeza pendapat di kalangan ahli bahasa. Ada yang menyatakan sebagai kecenderungan secara terus menerus dengan disertai hati yang meluap-luap. Ada pula yang menyebut sebagai kecenderungan secara total kepada orang yang dicintai, kemudian engkau rela mengorbankan diri, nyawa dan hartamu demi dirinya, kemudian engkau mengikutinya secara sembunyi atau terang-terangan. Istilah yang sinonim dengan kasih sayang dan cinta ini amat banyak sehingga menjangkau 50 istilah.
Kasih sayang sesama manusia meliputi segala-galanya dalam urusan hidup selain melibatkan unsur agama dan aqidah yang menjadi rukun agama yang dianuti oleh manusia tersebut. Justeru itu, kasih sayang ini membuka ruang untuk berintraksi dengan manusia yang tidak seagama secara terbuka dalam semua bidang selain yang melibatkan unsur agama manusia itu. Kemanusiaan ini amat menyeluruh, terutama bagi pihak kerajaan Islam dalam menangani semua pihak yang berada di bawah naungannya sehingga hak beragama penganut agama bukan Islam juga boleh dilayani selagi tidak berunsur menyebar dan menyuburkan agama tersebut. Kasih sayang ini meliputi bantuan keperluan hidup ; makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesihatan, dan keperluan asas yang lain, pergaulan (kecuali dalam hal-hal tertentu seperti perkahwinan), harta, tanah dan sebagainya.

Bagian-bagian  kasih saying
1.      Kasih sayang fitrah
Kasih sayang fitrah atau semula jadi atau sunnatullah yang dibekalkan oleh Allah ini seperti kasih sayang yang timbul apabila melihat anak kecil yang diseksa atau sakit. Semakin lemah seseorang manusia di sudut fizikal semakin dalam perasaan kasih sayang yang timbul dalam hati sanubari mereka yang berada sekitarnya. Justeru itu, kasih ibu dan ayah kepada anaknya tidak diperintahkan oleh Allah lantaran tabiat semula jadi yang wujud itu. Berbeza kasih sayang anak kepada dua ibu bapanya mestilah dipupuk dan dibajai, dan ianya diperintahkan oleh Allah, lantaran bimbang sewaktu tua ibu bapa (sewaktu lemah) tidak dipedulikan oleh anak-anak.
Termasuk kasih sayang fitrah ini ialah segala bentuk haiwan yang sentiasa menaungi anak-anaknya dan pasangannya. Bahkan adakalanya kasih sayang haiwan lebih hebat daripada kasih sayang sebahagian manusia yang tidak terdidik.
2.      Kasih sayang Allah kepada hambaNya
a.       Kasih sayang Allah kepada makhlukNya
Segala makhluk di alam maya ini berada di bawah kasih sayang Allah mengikut jenis dan klasifikasinya, walaupun makhluk itu (hanya jin dan manusia) kufur kepada Allah, lalu mereka boleh hidup dengan udara, air, tanah dan api yang disediakan oleh Allah. Dalam hal ini, mereka yang berikhtiar dan berusaha lebih akan mendapat habuan rezeki dan kekayaan mengikut kadar kerja yang disumbangkan. Bukankah ganjaran itu mengikut kadar kerja yang diusahakan.
b.      Kasih sayang Allah kepada hambaNya yang beriman
Kasih sayang Allah kepada makhlukNya yang beriman ada kelainannya, terutama di akhirat nanti. Semasa di dunia kasih sayang Allah ini berupa pertambahan taqarrub si hamba yang beriman kepada Allah. Persoalan rezeki dan kesenangan hidup bukan ukuran kasih sayang Allah kepada seorang mukmin.

c.       Kasih sayang hamba kepada Tuhannya
Kasih sayang hamba kepada Tuhannya bergantung di atas kesedaran diri hamba/ manusia terhadap segala bentuk nikmat yang diperolehinya samada nikmat kewujudannya di dunia, atau nikmat panjang umur dan kesihatan dan nikmat kesenangan berupa harta, wang, kekayaan, pangkat dan sebagainya.
d.      Kasih sayang hamba sesama hamba
Kasih sayang hamba sesama hamba berlegar pada 5 paksi berikut :
1.      Kasih sayang atas dasar kemanusiaan (satu hak sahaja).
2.      Kasih sayang atas dasar kemanusiaan dan kejiranan (dua hak sahaja).
3.       Kasih sayang atas dasar kemanusiaan, kejiranan dan kekeluargaan.
4.      Kasih sayang atas dasar kemanusiaan, kejiranan, kekerabatan dan keagamaan/ aqidah.
e.       Kasih sayang sejati. Kasih sayang yang sebenar adalah kasih sayang berdasarkan aqidah. Manakala kasih sayang yang lain menyusul selepas kasih sayang aqidah ini mengikut kadar yang dibolehkan oleh aqidah samada dalam kekerabatan, atau kejiranan atau kemanusiaan.
D.      MEMELIHARA AMANAH
Amanah berarti jujur dan dapat dipercaya. Dari kata amanah ini lahir pemahaman bahwa kejujuran akan memberi rasa aman bagi semua pihak sehingga lahir rasa saling percaya. Saat seseorang memelihara amanah sama halnya dengan menjaga harga dirinya.
Seseorang akan berhasil dalam meniti hidup ketika dia mampu menjaga harkat dan martabat dirinya. Dan itu artinya ia cerdas mengelola amanah. Ia jujur dengan kata hatinya. Apa yang ada di hati ia ucapkan. Dan apa yang diucapkan, sudah ia pikirkan dan istiqamah untuk diamalkan.Di tengah kehidupan saat ini, amanah itu sudah banyak dilupakan, hanya sebatas tulisan diatas kertas, ataupun sebatas “pengantar tidur” ditengah-tengah pengajian. Banyak orang yang tidak lagi mempedulikan amanah, menganggapnya sebagai “barang usang”.  Perilaku menyimpang terjadi dimana-mana. Kasus korupsi kolusi & nepotisme sudah sangat jamak di masyarakat. Mulai dari kalangan “elit tingkat tinggi” hingga  “masyarakat termiskin sekalipun sudah begitu enjoy, tak mau kalah melakukannya. Korupsi tidak hanya berupa uang, yang “tak kasat mata”pun juga ikut disikat, termasuk didalamnya adalah korupsi  waktu.
Menjaga amanah berlaku bagi semua orang. Terlebih bagi pegawai negeri yang banyak menjadi sorotan masyarakat, memikul beban yang tak kalah beratnya. Amanah yang diberikan “negara” kepadanya  harus dipertanggungjawabkan dengan kerja keras dan disiplin. Kerja keras melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
E.       ADIL
Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku.
Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama. Keberpihakan karena faktor-faktor terakhir bukan berdasarkan pada kebenaran sebagai keberpihakan yang mengikuti hawa nafsu dan itu dilarang keras. Kebencian terhadap suatu golongan, atau individu, janganlah menjadi pendorong untuk bertindak tidak adil.
Mengapa sikap adil itu penting? Salah satu tujuannya adalah membentuk masyarakat yang menyelamatkan; yang membawah rahmat pada seluruh alam. Ayat ini memiliki sejumlah konsekuensi bagi seorang muslim:
1.      Seseorang harus bersikap adil dan jujur pada diri sendiri, kerabat dekat , kaya dan miskin yang terkait dengan masalah hokum. Penilaian, kesaksian dan keputusan hukum hendaknya berdasar pada kebenaran walaupun kepada diri sendiri, saat di mana berperilaku adil terasa berat dan sulit.
2.      Keadilan adalah milik seluruh umat manusia tanpa memandang suku, agama, status jabatan ataupun strata sosial. Oleh karena itu, seseorang wajib menegakkan keadilan hukum dalam posisi apapun dia berada; baik sebagai hakim, jaksa, polisi maupun saksi.
3.      Di bidang yang selain persoalan hukum, keadilan bermakna bahwa seseorang harus dapat membuat penilaian obyektif dan kritis kepada siapapun. Mengakui adanya kebenaran, kebaikan dan hal-hal positif yang dimiliki kalangan lain yang berbeda agama, suku dan bangsa dan dengan lapang dada membuka diri untuk belajar serta dengan bijaksana memandang kelemahan dan sisi-sisi negatif mereka. Pada saat yang sama, seseorang dengan tanpa ragu mengkritisi tradisi atau perilaku negatif yang dilakukan umat Islam.
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa seorang individu yang berperilaku adil akan memiliki citra dan reputasi yang baik serta integritas yang tinggi di hadapan manusia dan Tuhan-nya. Karena, sifat dan perilaku adil merupakan salah satu perintah dan secara explisit mendapat pujian.
Perilaku adil, sebagaimana disinggung di muka, merupakan salah satu tiket untuk mendapat kepercayaan orang; untuk mendapatkan reputasi yang baik. Karena dengan reputasi yang baik itulah kita akan memiliki otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dengan orang lain. Tanpa itu, kebaikan apapun yang kita bagi dan sampaikan hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan. Karena, perilaku adil itu identik dengan konsistensi antara perilaku dan perkataan.



F.        MALU
Kata malu  ﺤﻴﺎﺀ (malu) adalah leburan dari kata ﺤﻴﺎۃ  ( hidup).  Malu dibangun diatas dasar hidupnya hati, hati semakin hidup maka rasa malu akan semakin bertambah, bila keimanan mati di dalam hati maka rasa malu akan hilang, barang siapa yang telah hilang rasa malunya maka dia adalah orang mati di dunia dan kecelaka  di akhirat.
Menurut Ibnu Hajar di dalam kitab fathul bari berkata : berkata Ar Raghib : malu adalah menahan jiwa dari segala keburukan, ia adalah kekhususan manusia untuk  menahan dari segala bentuk keinginan agar  tidak seperti binatang
Sifat malu terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.         Malu Terhadap Diri Sendiri
Orang yang mempunyai malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat dirinya sangat sedikit sekali amal ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT serta kebaikannya kepada masyarakat di lingkungannya, maka rasa malunya akan mendorongnya untuk meningkatkan amal ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Orang yang mempunyai rasa malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat orang lain lebih berprestasi darinya, dia akan malu, dan dia akan mendorong dirinya untuk menjadi orang yang berpresetasi.
2.         Malu Terhadap Sesama  Manusia
Orang yang merasa malu terhadap manusia akan malu berbuat kejahatan dan maksiat. Dia tidak akan menganiaya dan mengambil hak orang lain. Walaupun malu yang seperti ini bukan didasari karena Allah SWT melainkan karena dorongan rasa malu terhadap orang lain, tapi insya Allah orang tersebut mendapat ganjaran dari Allah SWT dari sisi yang lain. Tapi perlu dicatat, orang yang merasa malu karena dorongan adanya orang lain yang memperhatikan, sementara ketika sendiri dia tidak malu, maka sama artinya orang itu merendahkan dan tidak menghargai dirinya.
Rasa malu dengan sesama akan mencegah seseorang dari melakukan perbuatan yang buruk dan akhlak yang hina.  Orang yang memiliki rasa malu dengan sesama tentu akan menjauhi segala sifat yang tercela dan berbagai tindak tanduk yang buruk. Karenanya orang tersebut tidak akan suka mencela, mengadu domba, menggunjing, berkata-kata jorok dan tidak akan terang-terangan melakukan tindakan maksiat dan keburukan.
3.         Malu kepada Allah
Rasa malu kepada Allah adalah termasuk tanda iman yang tertinggi bahkan merupakan derajat ihsan yang paling puncak. Nabi bersabda, “Ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan memandang Allah. Jika tidak bisa seakan memandang-Nya maka dengan meyakini bahwa Allah melihatnya.”(HR Bukhari).
Malu seperti ini akan menimbulkan kesan yang baik. Orang yang memiliki rasa malu terhadap Allah SWT akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, karena ia yakin bahwa Allah SWT senantiasa melihatnya. Bila kita kembali kepada hadits Rasulullah di atas yang mengatakan rasa malu adalah manifestasi dari iman, maka hanya orang-orang yang imannya menancap kuat dan tumbuh yang memiliki tingkat sensitivitas rasa malu yang sangat tinggi. Rasa malu kepada Allah adalah di antara bentuk penghambaan dan rasa takut kepada Allah. Rasa malu ini merupakan buah dari mengenal betul Allah, keagungan Allah. Serta menyadari bahwa Allah itu dekat dengan hamba-hambaNya, mengawasi perilaku mereka dan sangat paham dengan adanya mata-mata yang khianat serta isi hati nurani.

Menumbuhkan Rasa Malu
Menumbuhkan rasa malu dalam kehidupan itu ada banyak cara diantaranya yaitu dengan mulai dari yang kecil dari diri kita sendiri yaitu dengan membiasakan berkata jujur dan berperilaku yang benar, pada saat kita bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan maka jika kita memang dari awalnya sudah biasa melakukan kebaikan maka sikap dan perilaku kita akan baik tetapi jika  kita terbiasa berbuat salah maka perilaku kita juga akan selalu salah.
Karena dalam kehidupan manusia yang selalu berbuat salah jika mereka berbuat benar malah mereka merasa malu karena mereka sudah terbiasa berbuat salah dan jika manusia itu terbiasa berbuat benar maka jika mereka salah mereka juga akan malu berbuat salah karena mereka terbiasa berbuat benar maka dari itu mulai dari sekarang kita harus membiasakan berkata dan berperilaku yang benar karena itu adalah awal supaya kita sebagai mahkluk yang berbudaya dapat menumbuhkan lagi rasa malu dalam diri kita.
Dan cara lainnya menumbuhkan rasa malu yaitu dengan mempertegas hukuman bagi pelanggar kejahatan karena tanpa adanya tindakan yang tegas bagi mereka yang melanggar maka rasa malu pada masyarakat akan semakin kecil bahkan semakin tidak ada,sebaliknya jika hukuman bagi palanggar hokum di pertegas maka maka rasa malupun akan tumbuh.dan cara lainnya yaitu dengan mempertebal penanaman moralitas agama karena moralitas agama adalah jalur cukup kuat dalam menanamkan rasa malu seseorang.
Keutamaan Malu
·      Malu pada hakikatnya tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan. Malu mengajak pemiliknya agar menghias diri dengan yang mulia dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina.
·      Malu adalah cabang keimanan.
·      Malu adalah akhlak para Malaikat
·      Malu adalah akhlak Islam.
·      Malu sebagai pencegah pemiliknya dari melakukan maksiat.
·      Malu senantiasa seiring dengan iman, bila salah satunya tercabut hilanglah yang lainnya.
·      Malu akan mengantarkan seseorang ke Surga.

G.       Memelihara Kesucian Diri
Memelihara kesucian diri merupakan  akhlaq paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh sebab itulah sifat ini perlu dilatih sejak anak-anak masih kecil, sehingga memiliki kemampuan dan daya tahan terhadap keinginan-keinginan yang tidak semua harus dituruti karena akan membahayakan saat telah dewasa. Dari sifat memelihara kesucian diri inilah akan lahir sifat-sifat mulia seperti: sabar, qana'ah, jujur, santun, dan akhlak terpuji lainnya.
Ketika sifat memelihara kesucian diri ini sudah hilang dari dalam diri seseorang, maka akan membawa pengaruh negative dalam diri seseorang tersebut, dikhawatirkan akal sehatnya akan tertutup oleh nafsu syahwatnya, ia sudah tidak mampu lagi membedakan mana yang benar dan salah, mana baik dan buruk, yang halal dan haram.
Dengan memiliki sifat memelihara kesucian diri seorang yang sudah dewasa akan mampu menahan dirinya daridorongan syahwat, mengambil hak orang lain dan sebagainya. Namun ketika sifat itu sudah tidak dimiliki lagi maka secara otomatis pula tidak ada lagi daya tahan dalam dirinya. Sehingga pada saat sekarang ini sifat memelihara kesucian diri itu semakin mulai memudar dan menghilang dari masyarakat, kita sering mendapati perilaku mengumbar syahwat dan perzinahan semakin sulit untuk untuk dibendung.
Oleh sebab itulah, memelihara kesucian diri pada diri manusia merupakan sifat potensial yang harus dididik,  ditanamkan serta dilatih secara sungguh-sungguh dalam diri manusia, sehingga bisa menjadi benteng dalam menjaga kemuliaan eksistensi dirinya.
Pentingnya sifat memelihara kesucian diri ini ditanamkan dalam diri seorang muslim karena ia merupakan perintah agama yang banyak memberikan kebaikan serta keutamaan bagi seseorang yang memilikinya, diantara beberapa keutamaan itu adalah:
1.    Meraih pahala yang besar di akhirat
2.    Mendapatkan ketenangan hati dan kenikmatan besar di dunia
3.    Memberi jalan keluar dari kesukaran dan kesulitan
Cara menanamkan dan mendididik sifat memelihara kesucian diri dalam diri seorang muslim sehingga mampu membentengi dirinya dan kuat terhadap godaan yang dihadapi? Diantara caranya adalah:
1)   Membekali diri dengan ketaqwaan kepada Allah
Seorang yang membekali dirinya dengan taqwa, akan berhati-hati dalam setiap langkahnya, sehingga dia aman dan terhindar dari duri syahwat dan ranjau-ranjau maksiat.
2)     Membentengi diri dengan rasa malu
Malu adalah adalah sifat yang mulia dan terpuji. Bahkan malu itu bagian dari iman yang merupakan pedoman muslim dan penegak hidupnya. Dengan rasa malu, seseorang akan terhindar dari berbagai perbuatan yang keji, tidak pantas, mengandung dosa dan kemaksiatan. Sifat malu yang menghiasi diri seorang muslim akan membuatnya menjadi bertambah indah dan menawan.  
3)     Menundukkan pandangan atau ghadhul basher
Dalam hadits disebutkan bahwa pandangan merupakan panah-panah Iblis. Apabila seseorang tidak mewaspadainya, ia akan membawa dan menyeretnya ke dalam kubangan syahwat. Ia akan menyusup ke dalam hati lalu membuat gelap, kemudian akan melahirkan berbagai angan-angan dan khayalan, hingga hati menjadi keruh dan kotor, lalu bangkitlah keinginan untuk mewujudkannya,  pada akhirnya jasad mengikuti keinginan hatinya untuk bermaksiat.
4)     Menjauhi tempat-tempat yang menimbulkan fitnah
Salah satu manifestasi dari kesucian dan kebersihan diri adalah dengan menghindari tempat-tempat yang akan mendatangkan fitnah dan kerusakan baginya.
5)     Memperbanyak membaca doa
H.      MENEPATI JANJI
Janji ialah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyangkut kepentingan keduanya. Menepati janji termasuk sifat yang terpuji. Orang yang suka menepati janji berarti dia Mempunyai akhlak yang terpuji. Janji itu mudah Diucapkan, namun sulit untuk Dilakukan. Menepati janji berarti berusaha untuk memenuhi semua yang telah dijanjikan kepada orang lain di masa yang akan datang. Orang yang menepati janji orang yang dapat memenuhi semua yang dijanjikannya. Lawan dari menepati janji adalah ingkar janji. Menepati janji merupakan salah satu sifat terpuji yang menunjukkan keluhuran budi manusia dan sekaligus menjadi hiasan yang dapat mengantarkannya mencapai kesuksesan dari upaya yang dilakukan. Menepati janji juga dapat menarik simpati dan penghormatan orang lain.

I.         BERANI
Sifat berani adalah salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang dijadikanNya. Berani merupakan satu kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia untuk menghadapi cobaan dan masalah hidup urut bahasa indonesia mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, tidak takut (gentar) mempertahankan kebenaran. Salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang dijadikanNya. Berani merupakan satu kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia untuk menghadapi cobaan dan masalah hidup. Kemampuan tersebut ditonjolkan melalui pemikiran dan tindakan seseorang. Berani diibaratkan sebagai senjata ampuh bagi manusia untuk menangkis segala rintangan dan halangan yang akan merintangi apa yang diingnkan oleh seseorang itu ataupun cita cita dari orang tersebut. Sifat berani dianggap sangat mulia dalam agama islam. Dan sebaliknya sifat penakut adalah yang paling hina. Keberanian yang di tuntut di sini ialah keberanian pemikiran dan keberanian moral.
Inilah jenis keberanian yang diamalkan oleh setiap manusia yang berjaya di dunia ini. Jika orang lain mampu berjaya dengan keberanian tersebut tidak ada alasan yang menghalangi kita untuk melakukan amalan yang sama.
Sifat berani ada yang baik dan juga ada yang tercela. Berani tercela ialah apabila seseorang itu berani melakukan kemungkaran dan meninggalkan suruhan kerana sifat sombong yang meraja hati. Sifat berani yang positif adalah sifat-sifat jika di amalkan akan mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan kepada sesama insan dan digalakkan oleh agama kita.
Syarat Berani, yaitu:
1.     Berani karena Allah SWT.
2.     Berani karena Benar.
3.     Berani karena Bisa dipertanggung jawabkan.
4.     Berani karena Mempertahankan diri dari serangan musuh.
5.     Jelas dan Tidak Ragu-ragu. 

Ciri-ciri Pemberani :
·       Semangat dan Pantang menyerah.
·       Berpikir untuk menciptakan kemajuan.
·       Nekad, Bertekad kuat serta Siap menanggung resiko.
·       Konsisten/Istiqomah.
·       Optimisme, berpikir secara matang dan terukur sebelum bertindak.
·       Mampu memotivasi tindakan orang lain.
·       Selalu tahu diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta pikiran dengan pengetahuan baru menuju ke arah yang benar.
·       Bertindak nyata dan Elegan



0 komentar:

Posting Komentar

 

My Biodata

Nama : Novi Ardianti
Alamat : Desa Kalaena Kiri
Kec.Kalaena,Luwu Timur
Sulawesi Selatan
Pekerjaan : Mahasiswa.
No. HP. : 085343805763
Asal : Bali

Blogroll

About