Makalah
Pendidikan Etika Dan Moral
Karya
Kesusilaan
(Akhlak
Terpuji)
Disusun
Oleh :
Nama : Novi
Ardianti
NIM :
1401404161
Prodi :
Pendidikan Bahasa Inggris
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN AJARAN 2014-2015
AKHLAK
TERPUJI
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak
dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau
tabiat.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara
berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya
sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan
sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga
terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut
dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut
sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi
yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya
tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu,
selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
Akhlak itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu
akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji disebut juga akhlakul
kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya segala macam perilaku atau perbuatan
baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan akhlak tercela disebut
juga akhlakul qabihah atau mazmumah adalah segala macam sikap dan tingkah laku
yang tercela yang tidak disenangi oleh Tuhan YME.
Pada kesempatan kali ini, yang akan dibahas
adalah Akhlak Terpuji dan macam-macam akhlak
terpuji seperti bersifat sabar, bersifat benar, memelihara amanah, bersifat adil, bersifat kasih sayang, bersifat berani,
bersifat malu, memelihara kesucian diri, dan menepati janji.
A. SABAR
Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Menurut
istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai
syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari
berbuat dosa lainnya.
Macam-macam sabar, antara lain :
Macam-macam sabar, antara lain :
1.
Sabar terhadap apa yang telah ditakdirkan
Allah SWT,
2.
Sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT,
3.
Sabar dari apa yang dilarang Allah SWT.
Orang yang
sabar biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Giat bekerja
·
Tidak mudah marah
·
Rajin beribadah
·
Suka bersedekah dan membantu orang lain
·
Tidak berbicara kotor
·
Senantiasa mengalah demi kebaikan, - Ikhlas.
SABAR MENGHADAPI MASALAH DAN COBAAN :
ü Sabar untuk
berniat sukses, bebas dan jaya serta sembuh dari sakit dan punya niat untuk
beribadah. (jangan cuma niat , lakukan)
ü Kalau kita
suatu saat diuji dengan sesuatu (masalah) , kita harus sadar bahwa yang pertama
harus di miliki adalah Khusnudhon(berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk
buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
ü Sabar
menafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan
ü Bersabar ketika
ikhtiar
ü Sabar untuk
tidak mengeluh
MANFAAT
SABAR UNTUK DIRI KITA
Menurut saya
manfaat bersabar antara lain :
·
Mudah menyelesaikan suatu permasalahan,
karena biasanya orang sabar dalam berfikir selalu tenang.
·
Jarang Mempunyai konfik dengan olang lain
atau dengan lainnya
·
Tidak kaget dalam menghadapi suatu masalah
B. BERSIFAT BENAR
Benar adalah suatu sifat yang mulia menghiasi akhlak seseorang
yang beriman kepada Allah dan perkara-perkara yang ghaib.
Benar
itu mempunyai 5 martabat yaitu:
1.
Benar pada kata-kata dan ucapan
2.
Benar pada niat dan kehendak (menurut syarak)
3.
Bener pada melaksanakan cita-cita
4.
Benar pada amalan
5.
Benar pada merealisasikan kemuliaan amalan
agama seluruhnya. Inilah martabat tertinggi seperti benar pada sifat takut,
harap, membesarkan allah, benar pada hidup sederhana, ridho, reski, kasih,dan
tawakal.
C. KASIH SAYANG
Kasih sayang dan cinta (dalam bahasa Arab disebut Mahabbah) di
segi bahasa adalah berasal daripada bening dan bersih, atau luapan hati dan
gejolaknya, atau tenang dan teguh, atau gundah dan tiada tetap, atau inti
sesuatu, atau usungan bejana/ bekas, atau buah hati. Batasan maknanya juga
berbeza pendapat di kalangan ahli bahasa. Ada yang menyatakan sebagai
kecenderungan secara terus menerus dengan disertai hati yang meluap-luap. Ada
pula yang menyebut sebagai kecenderungan secara total kepada orang yang
dicintai, kemudian engkau rela mengorbankan diri, nyawa dan hartamu demi
dirinya, kemudian engkau mengikutinya secara sembunyi atau terang-terangan.
Istilah yang sinonim dengan kasih sayang dan cinta ini amat banyak sehingga
menjangkau 50 istilah.
Kasih sayang
sesama manusia meliputi segala-galanya dalam urusan hidup selain melibatkan
unsur agama dan aqidah yang menjadi rukun agama yang dianuti oleh manusia
tersebut. Justeru itu, kasih sayang ini membuka ruang untuk berintraksi dengan
manusia yang tidak seagama secara terbuka dalam semua bidang selain yang
melibatkan unsur agama manusia itu. Kemanusiaan ini amat menyeluruh, terutama
bagi pihak kerajaan Islam dalam menangani semua pihak yang berada di bawah
naungannya sehingga hak beragama penganut agama bukan Islam juga boleh dilayani
selagi tidak berunsur menyebar dan menyuburkan agama tersebut. Kasih sayang ini
meliputi bantuan keperluan hidup ; makanan, pakaian, tempat tinggal,
pendidikan, kesihatan, dan keperluan asas yang lain, pergaulan (kecuali dalam
hal-hal tertentu seperti perkahwinan), harta, tanah dan sebagainya.
Bagian-bagian kasih saying
1.
Kasih sayang
fitrah
Kasih sayang
fitrah atau semula jadi atau sunnatullah yang dibekalkan oleh Allah ini seperti
kasih sayang yang timbul apabila melihat anak kecil yang diseksa atau sakit.
Semakin lemah seseorang manusia di sudut fizikal semakin dalam perasaan kasih
sayang yang timbul dalam hati sanubari mereka yang berada sekitarnya. Justeru
itu, kasih ibu dan ayah kepada anaknya tidak diperintahkan oleh Allah lantaran
tabiat semula jadi yang wujud itu. Berbeza kasih sayang anak kepada dua ibu
bapanya mestilah dipupuk dan dibajai, dan ianya diperintahkan oleh Allah,
lantaran bimbang sewaktu tua ibu bapa (sewaktu lemah) tidak dipedulikan oleh
anak-anak.
Termasuk
kasih sayang fitrah ini ialah segala bentuk haiwan yang sentiasa menaungi
anak-anaknya dan pasangannya. Bahkan adakalanya kasih sayang haiwan lebih hebat
daripada kasih sayang sebahagian manusia yang tidak terdidik.
2.
Kasih sayang
Allah kepada hambaNya
a.
Kasih sayang
Allah kepada makhlukNya
Segala
makhluk di alam maya ini berada di bawah kasih sayang Allah mengikut jenis dan
klasifikasinya, walaupun makhluk itu (hanya jin dan manusia) kufur kepada
Allah, lalu mereka boleh hidup dengan udara, air, tanah dan api yang disediakan
oleh Allah. Dalam hal ini, mereka yang berikhtiar dan berusaha lebih akan mendapat
habuan rezeki dan kekayaan mengikut kadar kerja yang disumbangkan. Bukankah
ganjaran itu mengikut kadar kerja yang diusahakan.
b.
Kasih sayang Allah
kepada hambaNya yang beriman
Kasih sayang
Allah kepada makhlukNya yang beriman ada kelainannya, terutama di akhirat
nanti. Semasa di dunia kasih sayang Allah ini berupa pertambahan taqarrub si
hamba yang beriman kepada Allah. Persoalan rezeki dan kesenangan hidup bukan
ukuran kasih sayang Allah kepada seorang mukmin.
c.
Kasih sayang
hamba kepada Tuhannya
Kasih sayang
hamba kepada Tuhannya bergantung di atas kesedaran diri hamba/ manusia terhadap
segala bentuk nikmat yang diperolehinya samada nikmat kewujudannya di dunia,
atau nikmat panjang umur dan kesihatan dan nikmat kesenangan berupa harta,
wang, kekayaan, pangkat dan sebagainya.
d.
Kasih sayang
hamba sesama hamba
Kasih sayang hamba sesama hamba
berlegar pada 5 paksi berikut :
1.
Kasih sayang
atas dasar kemanusiaan (satu hak sahaja).
2.
Kasih sayang
atas dasar kemanusiaan dan kejiranan (dua hak sahaja).
3.
Kasih sayang atas dasar kemanusiaan, kejiranan
dan kekeluargaan.
4.
Kasih sayang
atas dasar kemanusiaan, kejiranan, kekerabatan dan keagamaan/ aqidah.
e.
Kasih sayang
sejati. Kasih sayang yang sebenar adalah kasih sayang berdasarkan aqidah.
Manakala kasih sayang yang lain menyusul selepas kasih sayang aqidah ini
mengikut kadar yang dibolehkan oleh aqidah samada dalam kekerabatan, atau
kejiranan atau kemanusiaan.
D. MEMELIHARA AMANAH
Amanah berarti jujur dan dapat
dipercaya. Dari kata amanah ini lahir pemahaman bahwa kejujuran akan memberi
rasa aman bagi semua pihak sehingga lahir rasa saling percaya. Saat seseorang
memelihara amanah sama halnya dengan menjaga harga dirinya.
Seseorang akan berhasil dalam
meniti hidup ketika dia mampu menjaga harkat dan martabat dirinya. Dan itu
artinya ia cerdas mengelola amanah. Ia jujur dengan kata hatinya. Apa yang ada
di hati ia ucapkan. Dan apa yang diucapkan, sudah ia pikirkan dan istiqamah
untuk diamalkan.Di tengah kehidupan saat ini, amanah itu sudah banyak
dilupakan, hanya sebatas tulisan diatas kertas, ataupun sebatas “pengantar
tidur” ditengah-tengah pengajian. Banyak orang yang tidak lagi mempedulikan
amanah, menganggapnya sebagai “barang usang”. Perilaku menyimpang terjadi
dimana-mana. Kasus korupsi kolusi & nepotisme sudah sangat jamak di
masyarakat. Mulai dari kalangan “elit tingkat tinggi” hingga “masyarakat
termiskin” sekalipun sudah begitu enjoy,
tak mau kalah melakukannya. Korupsi tidak hanya berupa uang, yang “tak kasat
mata”pun juga ikut disikat, termasuk didalamnya adalah korupsi waktu.
Menjaga amanah berlaku bagi semua
orang. Terlebih bagi pegawai negeri yang banyak menjadi sorotan masyarakat,
memikul beban yang tak kalah beratnya. Amanah yang diberikan “negara” kepadanya
harus dipertanggungjawabkan dengan kerja keras dan disiplin. Kerja keras
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
E. ADIL
Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di
tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu
sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang
adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum
positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku.
Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap
imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan
berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama. Keberpihakan
karena faktor-faktor terakhir bukan berdasarkan pada kebenaran sebagai keberpihakan
yang mengikuti hawa nafsu dan itu dilarang keras. Kebencian terhadap suatu
golongan, atau individu, janganlah menjadi pendorong untuk bertindak tidak adil.
Mengapa sikap adil itu penting? Salah satu tujuannya adalah membentuk masyarakat yang menyelamatkan; yang
membawah rahmat pada seluruh alam. Ayat ini memiliki sejumlah konsekuensi bagi
seorang muslim:
1.
Seseorang harus bersikap adil dan jujur pada diri sendiri,
kerabat dekat , kaya dan miskin yang terkait dengan masalah hokum. Penilaian, kesaksian dan keputusan hukum hendaknya
berdasar pada kebenaran walaupun kepada diri sendiri, saat di mana berperilaku
adil terasa berat dan sulit.
2.
Keadilan adalah
milik seluruh umat manusia tanpa memandang suku, agama, status jabatan ataupun
strata sosial. Oleh karena itu, seseorang wajib menegakkan keadilan hukum dalam posisi
apapun dia berada; baik sebagai hakim, jaksa, polisi maupun saksi.
3.
Di bidang yang
selain persoalan hukum, keadilan bermakna bahwa seseorang harus dapat membuat penilaian obyektif dan kritis
kepada siapapun. Mengakui adanya kebenaran, kebaikan dan hal-hal positif yang
dimiliki kalangan lain yang berbeda agama, suku dan bangsa dan dengan lapang
dada membuka diri untuk belajar serta dengan bijaksana memandang kelemahan dan
sisi-sisi negatif mereka. Pada saat yang sama, seseorang dengan
tanpa ragu mengkritisi tradisi atau perilaku negatif yang dilakukan umat Islam.
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa seorang
individu yang berperilaku adil akan memiliki citra dan reputasi yang baik serta
integritas yang tinggi di hadapan manusia dan Tuhan-nya. Karena, sifat dan
perilaku adil merupakan salah satu perintah dan secara explisit mendapat
pujian.
Perilaku adil, sebagaimana disinggung di muka,
merupakan salah satu tiket untuk mendapat kepercayaan orang; untuk mendapatkan
reputasi yang baik. Karena dengan reputasi yang baik itulah kita akan memiliki
otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran
dengan orang lain. Tanpa itu, kebaikan apapun yang kita bagi dan sampaikan
hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan. Karena,
perilaku adil itu identik dengan konsistensi antara perilaku dan perkataan.
F.
MALU
Kata
malu ﺤﻴﺎﺀ
(malu) adalah leburan dari kata ﺤﻴﺎۃ
( hidup). Malu dibangun diatas dasar hidupnya hati, hati semakin hidup
maka rasa malu akan semakin bertambah, bila keimanan mati di dalam hati maka
rasa malu akan hilang, barang siapa yang telah hilang rasa malunya maka dia
adalah orang mati di dunia dan kecelaka di akhirat.
Menurut
Ibnu Hajar di dalam kitab fathul bari berkata : berkata Ar Raghib : malu adalah
menahan jiwa dari segala keburukan, ia adalah kekhususan manusia untuk
menahan dari segala bentuk keinginan agar tidak seperti binatang
Sifat
malu terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Malu Terhadap Diri Sendiri
Orang
yang mempunyai malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat dirinya sangat
sedikit sekali amal ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT serta kebaikannya
kepada masyarakat di lingkungannya, maka rasa malunya akan mendorongnya untuk
meningkatkan amal ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Orang yang mempunyai
rasa malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat orang lain lebih berprestasi
darinya, dia akan malu, dan dia akan mendorong dirinya untuk menjadi orang yang
berpresetasi.
2.
Malu Terhadap Sesama Manusia
Orang
yang merasa malu terhadap manusia akan malu berbuat kejahatan dan maksiat. Dia
tidak akan menganiaya dan mengambil hak orang lain. Walaupun malu yang seperti
ini bukan didasari karena Allah SWT melainkan karena dorongan rasa malu
terhadap orang lain, tapi insya Allah orang tersebut mendapat ganjaran dari
Allah SWT dari sisi yang lain. Tapi perlu dicatat, orang yang merasa malu
karena dorongan adanya orang lain yang memperhatikan, sementara ketika sendiri
dia tidak malu, maka sama artinya orang itu merendahkan dan tidak menghargai
dirinya.
Rasa
malu dengan sesama akan mencegah seseorang dari melakukan perbuatan yang buruk
dan akhlak yang hina. Orang yang memiliki rasa malu dengan sesama tentu
akan menjauhi segala sifat yang tercela dan berbagai tindak tanduk yang buruk.
Karenanya orang tersebut tidak akan suka mencela, mengadu domba, menggunjing,
berkata-kata jorok dan tidak akan terang-terangan melakukan tindakan maksiat
dan keburukan.
3.
Malu kepada Allah
Rasa
malu kepada Allah adalah termasuk tanda iman yang tertinggi bahkan merupakan
derajat ihsan yang paling puncak. Nabi bersabda, “Ihsan adalah beribadah kepada
Allah seakan-akan memandang Allah. Jika tidak bisa seakan memandang-Nya maka dengan
meyakini bahwa Allah melihatnya.”(HR Bukhari).
Malu
seperti ini akan menimbulkan kesan yang baik. Orang yang memiliki rasa malu
terhadap Allah SWT akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, karena ia yakin
bahwa Allah SWT senantiasa melihatnya. Bila kita kembali kepada hadits
Rasulullah di atas yang mengatakan rasa malu adalah manifestasi dari iman, maka
hanya orang-orang yang imannya menancap kuat dan tumbuh yang memiliki tingkat
sensitivitas rasa malu yang sangat tinggi. Rasa malu kepada Allah adalah di
antara bentuk penghambaan dan rasa takut kepada Allah. Rasa malu ini merupakan
buah dari mengenal betul Allah, keagungan Allah. Serta menyadari bahwa Allah
itu dekat dengan hamba-hambaNya, mengawasi perilaku mereka dan sangat paham
dengan adanya mata-mata yang khianat serta isi hati nurani.
Menumbuhkan
Rasa Malu
Menumbuhkan
rasa malu dalam kehidupan itu ada banyak cara diantaranya yaitu dengan mulai
dari yang kecil dari diri kita sendiri yaitu dengan membiasakan berkata jujur
dan berperilaku yang benar, pada saat kita bertingkah laku sesuai dengan
kebiasaan yang dilakukan maka jika kita memang dari awalnya sudah biasa
melakukan kebaikan maka sikap dan perilaku kita akan baik tetapi jika
kita terbiasa berbuat salah maka perilaku kita juga akan selalu salah.
Karena
dalam kehidupan manusia yang selalu berbuat salah jika mereka berbuat benar
malah mereka merasa malu karena mereka sudah terbiasa berbuat salah dan jika
manusia itu terbiasa berbuat benar maka jika mereka salah mereka juga akan malu
berbuat salah karena mereka terbiasa berbuat benar maka dari itu mulai dari
sekarang kita harus membiasakan berkata dan berperilaku yang benar karena itu
adalah awal supaya kita sebagai mahkluk yang berbudaya dapat menumbuhkan lagi
rasa malu dalam diri kita.
Dan
cara lainnya menumbuhkan rasa malu yaitu dengan mempertegas hukuman bagi
pelanggar kejahatan karena tanpa adanya tindakan yang tegas bagi mereka yang
melanggar maka rasa malu pada masyarakat akan semakin kecil bahkan semakin
tidak ada,sebaliknya jika hukuman bagi palanggar hokum di pertegas maka maka
rasa malupun akan tumbuh.dan cara lainnya yaitu dengan mempertebal penanaman
moralitas agama karena moralitas agama adalah jalur cukup kuat dalam menanamkan
rasa malu seseorang.
Keutamaan
Malu
·
Malu pada hakikatnya tidak mendatangkan
sesuatu kecuali kebaikan. Malu mengajak pemiliknya agar menghias diri dengan
yang mulia dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina.
·
Malu adalah cabang keimanan.
·
Malu adalah akhlak para Malaikat
·
Malu adalah akhlak Islam.
·
Malu sebagai pencegah pemiliknya dari
melakukan maksiat.
·
Malu senantiasa seiring dengan iman,
bila salah satunya tercabut hilanglah yang lainnya.
·
Malu akan mengantarkan seseorang ke
Surga.
G. Memelihara
Kesucian Diri
Memelihara
kesucian diri merupakan akhlaq paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh
sebab itulah sifat ini perlu dilatih sejak anak-anak masih kecil, sehingga
memiliki kemampuan dan daya tahan terhadap keinginan-keinginan yang tidak semua
harus dituruti karena akan membahayakan saat telah dewasa. Dari sifat
memelihara kesucian diri inilah akan lahir sifat-sifat mulia seperti: sabar,
qana'ah, jujur, santun, dan akhlak terpuji lainnya.
Ketika sifat
memelihara kesucian diri ini sudah hilang dari dalam diri seseorang, maka akan
membawa pengaruh negative dalam diri seseorang tersebut, dikhawatirkan akal
sehatnya akan tertutup oleh nafsu syahwatnya, ia sudah tidak mampu lagi
membedakan mana yang benar dan salah, mana baik dan buruk, yang halal dan
haram.
Dengan
memiliki sifat memelihara kesucian diri seorang yang
sudah dewasa akan mampu menahan dirinya daridorongan syahwat, mengambil hak
orang lain dan sebagainya. Namun ketika sifat itu sudah tidak dimiliki lagi
maka secara otomatis pula tidak ada lagi daya tahan dalam dirinya. Sehingga
pada saat sekarang ini sifat memelihara kesucian diri itu semakin mulai memudar
dan menghilang dari masyarakat, kita sering mendapati perilaku mengumbar
syahwat dan perzinahan semakin sulit untuk untuk dibendung.
Oleh sebab
itulah, memelihara kesucian diri pada diri manusia merupakan sifat potensial
yang harus dididik, ditanamkan serta dilatih secara sungguh-sungguh dalam
diri manusia, sehingga bisa menjadi benteng dalam menjaga kemuliaan eksistensi
dirinya.
Pentingnya
sifat memelihara kesucian diri ini ditanamkan dalam diri seorang muslim karena
ia merupakan perintah agama yang banyak memberikan kebaikan serta keutamaan
bagi seseorang yang memilikinya, diantara beberapa keutamaan itu adalah:
1. Meraih
pahala yang besar di akhirat
2.
Mendapatkan
ketenangan hati dan kenikmatan besar di dunia
3.
Memberi jalan keluar dari
kesukaran dan kesulitan
Cara menanamkan dan mendididik sifat memelihara kesucian diri dalam
diri seorang muslim sehingga mampu membentengi dirinya dan kuat terhadap godaan
yang dihadapi? Diantara caranya adalah:
1) Membekali diri dengan ketaqwaan kepada Allah
Seorang yang membekali dirinya dengan taqwa,
akan berhati-hati dalam setiap langkahnya, sehingga dia aman dan terhindar dari
duri syahwat dan ranjau-ranjau maksiat.
2)
Membentengi diri dengan rasa malu
Malu adalah adalah sifat yang mulia dan
terpuji. Bahkan malu itu bagian dari iman yang merupakan pedoman muslim dan
penegak hidupnya. Dengan rasa malu, seseorang akan terhindar dari berbagai
perbuatan yang keji, tidak pantas, mengandung dosa dan kemaksiatan. Sifat malu
yang menghiasi diri seorang muslim akan membuatnya menjadi bertambah indah dan
menawan.
3)
Menundukkan pandangan atau ghadhul basher
Dalam hadits disebutkan bahwa pandangan
merupakan panah-panah Iblis. Apabila seseorang tidak mewaspadainya, ia akan
membawa dan menyeretnya ke dalam kubangan syahwat. Ia akan menyusup ke dalam
hati lalu membuat gelap, kemudian akan melahirkan berbagai angan-angan dan
khayalan, hingga hati menjadi keruh dan kotor, lalu bangkitlah keinginan untuk
mewujudkannya, pada akhirnya jasad mengikuti keinginan hatinya untuk
bermaksiat.
4)
Menjauhi tempat-tempat yang menimbulkan
fitnah
Salah satu manifestasi dari kesucian dan
kebersihan diri adalah dengan menghindari tempat-tempat yang akan mendatangkan
fitnah dan kerusakan baginya.
5) Memperbanyak membaca doa
H. MENEPATI JANJI
Janji ialah
ucapan seseorang kepada orang lain yang menyangkut kepentingan keduanya. Menepati
janji termasuk sifat yang terpuji. Orang yang suka menepati janji berarti dia
Mempunyai akhlak yang terpuji. Janji itu mudah Diucapkan, namun sulit untuk
Dilakukan. Menepati janji berarti berusaha
untuk memenuhi semua yang telah dijanjikan kepada orang lain di masa yang akan
datang. Orang yang menepati janji orang yang dapat memenuhi semua yang
dijanjikannya. Lawan dari menepati janji adalah ingkar janji. Menepati janji
merupakan salah satu sifat terpuji yang menunjukkan keluhuran budi manusia dan
sekaligus menjadi hiasan yang dapat mengantarkannya mencapai kesuksesan dari
upaya yang dilakukan. Menepati janji juga dapat menarik simpati dan penghormatan
orang lain.
I.
BERANI
Sifat berani adalah salah satu sifat yang
dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang dijadikanNya. Berani
merupakan satu kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia
untuk menghadapi cobaan dan masalah hidup urut bahasa indonesia mempunyai hati
yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, tidak takut (gentar) mempertahankan kebenaran. Salah satu sifat yang
dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang dijadikanNya. Berani
merupakan satu kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia
untuk menghadapi cobaan dan masalah hidup. Kemampuan tersebut ditonjolkan
melalui pemikiran dan tindakan seseorang. Berani diibaratkan sebagai senjata
ampuh bagi manusia untuk menangkis segala rintangan dan halangan yang akan
merintangi apa yang diingnkan oleh seseorang itu ataupun cita cita dari orang
tersebut. Sifat berani dianggap sangat mulia dalam agama islam. Dan sebaliknya
sifat penakut adalah yang paling hina. Keberanian yang di tuntut di sini ialah
keberanian pemikiran dan keberanian moral.
Inilah jenis keberanian yang diamalkan oleh
setiap manusia yang berjaya di dunia ini. Jika orang lain mampu berjaya dengan
keberanian tersebut tidak ada alasan yang menghalangi kita untuk melakukan amalan
yang sama.
Sifat berani ada yang baik dan juga ada yang
tercela. Berani tercela ialah apabila seseorang itu berani melakukan
kemungkaran dan meninggalkan suruhan kerana sifat sombong yang meraja hati.
Sifat berani yang positif adalah sifat-sifat jika di amalkan akan mendatangkan
kebaikan kepada diri sendiri dan kepada sesama insan dan digalakkan oleh agama
kita.
Syarat Berani, yaitu:
1.
Berani
karena Allah SWT.
2.
Berani
karena Benar.
3.
Berani
karena Bisa dipertanggung jawabkan.
4.
Berani
karena Mempertahankan diri dari serangan musuh.
5.
Jelas dan
Tidak Ragu-ragu.
Ciri-ciri Pemberani :
·
Semangat dan
Pantang menyerah.
·
Berpikir
untuk menciptakan kemajuan.
·
Nekad,
Bertekad kuat serta Siap menanggung resiko.
·
Konsisten/Istiqomah.
·
Optimisme,
berpikir secara matang dan terukur sebelum bertindak.
·
Mampu
memotivasi tindakan orang lain.
·
Selalu tahu
diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta pikiran dengan pengetahuan baru
menuju ke arah yang benar.
·
Bertindak
nyata dan Elegan
0 komentar:
Posting Komentar